chandrasl's blog

Telkom University Student Blog

Internet of Things

Hai hai kembali lagi beraktivitas di blog 😀
Apakah yang akan dibahas kali ini? ya sekarang akan membahas trend teknologi Internet of Things. Tidak bisa dipugkiri bahwa saat ini manusia tidak lepas dari apa yang dinamakan internet, dimana pun dan kapanpun dibutuhkan internet tanpa adanya internet akan terasa hampa. Internet membuat informasi apapun dapat diakses dengan mudah dan cepat. Layanan yang diberikan juga semakin banyak untuk dapat digunakan dalam kehidupan. Semakin ke depan internet ini akan diaplikasikan ke setiap benda dan terhubung satu sama lain.

internet-of-things-everything-you-need-to-know

Definisi Internet of Things
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif. Internet of Things (IOT) adalah sebuah konsep komputasi yang menggambarkan masa depan di mana benda-benda fisik sehari-hari akan terhubung ke Internet dan dapat mengidentifikasi diri mereka ke perangkat lain. Istilah erat diidentifikasi dengan RFID sebagai metode komunikasi, meskipun juga dapat mencakup teknologi sensor lainnya, teknologi nirkabel atau kode QR.
Istilah Internet of Things sendiri awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999. Kemudian istilah ini mulai terkenal melalui Auto-ID Center yang berada di MIT. Konsep dari Internet of Things ini sendiri memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang setiap perintah argumennya ini akan menghasilkan interaksi antara benda satu dengan benda lainnya yang akan terhubung secara otomatis dalam berbagai jarak.
Ke depannya internet yang akan menjadi penghubung utama dalam interaksi benda yang sedang terhubung dan manusia hanya berperan sebagai pengatur serta pengawas perangkat Internet of Things secara langsung.

Cara Kerja
Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Manfaat Internet of Things
Banyak manfaat yang didapatkan dari internet of things. Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Kita juga bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Sebagai contoh barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati. Selain itu dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Dengan barcode kita tak perlu susah – susah menghitung produk secara manual. Contoh lain saat kita pergi ke Singapore. Jika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis kita cukup menggunakan atau membeli EZ-link card. EZ-link card biasanya dipakai oleh para wisatawan yang mengunjungi Singapore sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sedangkan warga negara Singapore sendiri menggunakan KTP ataupun kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita menggunakan uang tunai. Jika kita menggunakan uang tunai, kita masih harus mengantri untuk membayar, belum lagi jika kita membayar dengan nilai nominal uang besar, kita harus menunggu untuk mendapatkan uang kembalian kita. Diharapkan IoT ini dapat diwujudkan di Indonesia, sehingga memudahkan dalam kehidupan.

KERJA PRAKTIK

Bismillahirohmanirrohim…
baru muncul lagi nih, mau berbagi tentang pengalaman kerja praktik di Telkomsel yang sudah dilakukan kemarin.
Ditugaskan untuk dua kerjaan. let’s check it out !!

1.TELKOMSEL PAPER
TELKOMSEL PAPER (Packet Preparation for Reflex) adalah sebuah aplikasi berbasis web untuk membantu persiapan pembuatan sebuah paket campaign. Web ini dapat memberikan output an yg berupa format paket dalam bentuk txt. Kemudian file txt tersebut dapat didownload, sehingga memudahkan penyampaian konfigurasi paket ke bagian IT dari perusahaan Telkomsel.
Berikut adalah salah satu source code dalam pembuatan web Telkomsel Paper. Terdapat 5 halaman notepad++ untuk mengakses/menjalankan Telkomsel Paper.

Tampilan pertama yang kami buat saat awal membuka web, maka akan muncul tampilan seperti berikut

Lalu kita pilih paket yang akan kita buat, seperti contoh kita pilih paket combo simPATI

Setelah submit, kita masukkan data-data penting berupa kode yang akan dijadikan sebuah paket berbentuk .txt

Setelah kita klik ‘create’ akan muncul tampilan seperti berikut. Jika sudah di cek dan semua benar, kita dapat mendownoad kode tersebut / packet campaign dalam bentuk .txt

Setelah di klik ‘download’ file akan otomatis mendownload berbentuk file .txt

2. TELKOMSEL OLIVE
Telkomsel Olive (Offer Library and Value) adalah sebuah aplikasi berbasis web yang berisi program, paket, offer Telkomsel yang dapat diakses oleh seluruh karyawan Telkomsel direktorat marketing (Product Service Management)

Pada Telkomsel Olive karyawan dapat mengakses seperti mencari, mendownload info/data yang tersimpan di dalam Olive. Untuk dapat menambahkan, mengedit, dan menghapus info/data di Olive hanya bisa dilakukan oleh admin Telkomsel Olive tersebut, karena untuk melakukan hal tersebut kita harus melakukan login terlebih dahulu. Jika kita sudah login kita baru bisa menambahkan data di category yang diinginkan.

Pada pekerjaan kali ini, kami harus menginputkan informasi “Tarif simPATI” ke dalam Olive. Karena data yang terlalu banyak, kami membuatnya dalam bentuk excel lalu memasukkan dengan mengimport file excel tersebut melalui PHPMyadmin/database Olive tersebut.

3.ONLINE CHARGING SYSTEM
3.3.1 Definisi Charging dan Billing
Istilah charging menjadi perhatian penting oleh sebuah operator karena hal itu menyangkut tentang bagaimana sebuah operator mengatur tarif yang dikenakan pada penggunanya. Sederhananya, charging berarti proses dalam sistem charging yang berkaitan dengan pengumpulan, format, transfer dan evaluasi data charging untuk menetukan tarif. Mekanisme charging ada dua, online charging (prabayar) dan offline charging (pascabayar) [ETSI].

Data charging adalah data yang dihasilkan oleh elemen jaringan untuk keperluan billing pada pengguna layanan telekomunikasi. Data tersebut berupa informasi pelanggan, durasi layanan, elemen jaringan serta informasi tentang layanan jaringan pendukung dan layanan yang mendukung sesi komunikasi pengguna.
Dalam sistem charging, kita juga mengenal istilah chargeable event. Chargeable eventadalah segala aktivitas yang memanfaatkan jaringan dan layanan untuk keperluan komunikasi baik dari user ke user ( panggilan telfon, data, pesan) atau user ke jaringan (layanan administrasi ) atau untuk komunikasi antar jaringan (call-transfer, signalling, pesan) atau komunikasi mobile (roaming, hand-over antar sistem) yang mana operator memberlakukan tarif padanya.

Sementara billing adalah fungsi dimana catatan yang dihasilkan function chargingdiubah menjadi tagihan pembayaran.

Karena banyaknya layanan yang ditawarkan operator, jaringan yang digunakan juga harus mendukung sistem charging terutama untuk fungsi pengumpulan informasicharging dan billing yang semaikn beragam. Dengan persaingan bisnis yang ketat, sekarang ini charging juga dapat menciptakan opsi-opsi layanan ke dalam pasar. Selain itu kalau dari segi bisnis, charging juga penting untuk meningkatkan persaingan pasar.

3.3.2Mekanisme charging
Dalam charging terdapat dua model yang dapat digunakan yaitu online charging dan offline charging, namun sebenarnya makna online dan offline sendiri tidak berkorelasi dengan billing pada end-user. Dua mekanisme ini lebih membedakan pada metode pengumpulan dan penyaluran informasi charging ke sistem billing, serta bagaimana proses perhitungan biaya antar operator atau operator dengan pelanggan.

Mekanisme offline charging mengumpulkan data informasi billing dan berapa kuota yang dipakai oleh pelanggan. Mekanisme pada jenis metode ini, mengumpulkan data dalam beberapa jenis data yang mendukung. Data akan dikumpulkan pada satu basis kemudian akan dikirim ke sistem billing.

Mekanisme online charging, membutuhkan otorisasi terhadap penggunaan kuota sehingga OCS dapat menghitung setiap event charging yang terjadi pada jaringan secarareal-time. Informasi yang dikumpulkan pada charging system ini sifatnya bermacam-macam, misal berbasis waktu, penggunaan aplikasi dan lain-lain. Maka dari itu yang membedakan otorisasi OCS dengan offline charging adalah event charging harus dikirim secara real-time atau berkala dengan tujuan si OCS bisa membatasi penggunaan trafik berdasar volume atau penggunaan waktu.

OCS memiliki beberpa fungsi diantaranya Online Charging Function(OCF), Rating Function (RF), dan Account Balance Management Function (ABMF) dalam fungsinya untuk mengatur proses charging. OCF ini juga terhubung dengan elemen jaringan yang bertanggungjawab untuk menyediakan data charging yang disebut CTF.

OCF mendukung dua mekanisme charging system yaitu session – based charging (IMS session) dan event-based charging (MMS).
RF memiliki beberapa jenis yaitu Rating data of volume, Rating of Volume dan Rating of service events on the level service level.

ABMF bertanggungjawab untuk penyelarasan data dengan OCS. Pada metode online charging user diharuskan memiliki pre-paid account di OCS agar bisa menggunakan resource/kuota, yang biasa disebut Direct Debiting dan Unit Reservation.Dua mode tersebut memastikan kuota yang dipakai oleh pelanggan telah dipesan (reserved) dan dibayar sebelumnya dan melaksanakan fungsi pengawasan dari sisa waktu ataupun volume yang tersisa.
Dalam beberapa kasus, informasi charging dikumpulkan dari beberapa bagian di jaringan dan akan dikirim ke Service Provider untuk pemrosesan lebih lanjut. Gambar di bawah mengilustrasikan perbedaan hubungan bisnis dari sudut pandang charging dan billing.
Berikut penjelasan tiap bagian dari gambar diatas :
• User : Retail user, dikenakan charge oleh Mobile Network Operator atau Third-party service provider. Biasanya pelanggan memiliki hubungan yang sama antar keduanya
• Third party service provider : dikenakan charge oleh Mobile Network Opertaor. Bertanggung jawab untuk billing dancharging terhadap layanan yang digunakan pelanggan
• Operator : Interkoneksi charging antar Mobile Network Operator dengan trafik panggilan jaringan non-IP “circuit switch”
• Mobile Operator : melakukan charging antar beberapa bagian, hal ini mungkin sja membutuhkan mekanisme yang berbeda untuk jenis switching yang berbeda
• I-WLAN operator : akan melakukan fungsi charging jika operator I-WLAN harus melewatkan trafik ke operator mobileatau ke sesama operatorI-WLAN
• IP Backbone : melakukan charging untuk Mobile Network Operator pembawa trafik
• Third Party Content and Application Suppliers: melakukan charging untuk setiap pertukaran informasi antara operator dan layanan tambahan yang disediakan
• Third party portals : Melakukan charging antara operator dengan bagian ini
• Internet : melakukan charging terhadap pembentukan koneksi antra operator dengan jaringan internet.

Tujuan Charging tidak semata-mata hanya untuk orientasi bisnis saja, namun beberapa fungsi dalam sistem charging juga bisa dimanfaatkan untuk keamanan data pengguna layanan. Karena penyaluran informasi yang bisa dikontrol, sehingga data pribadi bisa diatur dengan memanfaatkan fungsi charging untuk melakukan penjagaan dan validasi

IP Multimedia Subsystem (IMS)

a. Pengenalan IMS
IP Multimedia Subsystem (IMS) berfungsi sebagai platform standard untuk layanan multimedia melalui IP/SIP protokol yang memungkinkan operator untuk menggunakan satu platform untuk beberapa layanan multimedia. IMS ini merupakan bagian dari standar arsitektur Next Generation Network (NGN). Beberapa jaringan (sebut saja fixed network, mobile network atau wireless network), dapat dioperasikan layanannya melalui platform IMS, tentu saja dengan layanan IP-based dan didukung protokol SIP.
Ip Multimedia Subsystem (IMS) merupakan salah satu mobile system masa depan yang sedang dikembangkan pada teknologi Next Generation Network untuk lebih mengoptimalkan dan mengefisiensikan pengguna jaringan yang layanannya sangat beragam seperti voice, video¸dan data.
Prinsip dasar jaringan IMS adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless dan wireline dengan berbagai layanan yang dapat ditangani, contohnya layanan suara dan layanan data. Prinsip dari teknologi ini yaitu mengatur session yang muncul untuk setiap layanan. IMS juga merupakan salah satu konsep mobile system dalam hal ini dapat diartikan pula bahwa IMS dapat memberikan layanan berbasis Mobile IP. Melihat ide dasar mengenai IMS dan perkembangkan teknologi wireless yang saat ini memasuki era broadband network khususnya 3G, dan kombinasi antara PSTN dan PLMN maka kreasi layanan yang dapat diberikan oleh IP Multimedia Subsystem (IMS) ialah sebagai berikut :
• Pengguna memungkinkan mempunyai 2 tipe alamat yakni berupa alamat telepon dan internet
• Pengguna memungkinkan memiliki multiple identity yakni work dan private pada perangkat yang sama
• Pengguna memungkinkan mempunyai multiple terminal dengan berbeda kapabilitas.
• Kapabilitasnya jauh lebih luas dan banyak dibandingkan dengan teknologi yang telah ada sebelumnya.
Dengan melihat kreasi layanan yang dapat dikembangkan diatas maka secara bisnis dan cost effective teknologi IMS ini sangat menjanjikan, terutama jika dilihat dari pengoptimalan session dan jaringan packet IP untuk pengembangan dan kreasi layanan ke depan. Fokus kreasi layanan diarahkan pada pengembangan layanan realtime person-to-person. Di samping itu solusi ini juga bisa menjawab konsep dan isu yang berkembang diseputar optimalisasi dan antisipasi jaringan masa depan.

b. Sejarah IMS
Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan bergerak, untuk mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS diperkenalkan pertama kali oleh 3GPP. Dilain pihak sebuah framework IP multimedia lain juga diluncurkan oleh 3GPP2 yaitu the Multi Media Domain (MMD) untuk jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya framework ini diharmonisasikan dengan IMS, jadilah IMS seperti saat ini. Standard IP Multimedia Subsystem (IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar jaringan yang mendukung Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia lainnya. Selanjutnya standard IMS dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya oleh badan standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN. Kini IMS memungkinkan layanan komunikasi dengan berbagai mode komunikasi, seperti suara, teks, gambar dan video, atau kombinasinya, dengan cara yang sangat personal dan terkontrol.

c. Prinsip Kerja IMS
Prinsip dasar jaringan IMS adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless dan wireline dengan berbagai layanan yang dapat ditanganinya, diantaranya layanan voice dan berbagai macam layanan data. Prinsip dari teknologi ini yaitu mengatur session yang muncul untuk setiap layanan. Pada dasarnya, jaringan IMS merupakan lapisan jaringan untuk jaringan packet switched dan circuit switched existing yang memiliki kemampuan antara lain:
a. Support untuk multimedia interaktif berbasiskan IP dengan dukungan Quality of Service (QoS)
b. Pensinyalan atau signalling-nya berdasarkan pada protokol dari IETF (Internet Engineering Task Force), seperti : Session Initiation Protocol (SIP).
c. Bisa berupa backbone, core, atau access
d. Dapat berintegrasi dengan Public Switch Telephone Network (PSTN), Public Land Mobile Network (PLMN), dan jaringan data.

ims1
Gambar Establishment session pada konsep IMS dan Jaringan Softswitch

Teknologi IMS diperkenalkan oleh organisasi 3GPP (Third Generation Partnership Project) untuk jaringan wireless dan mobile. 3GPP mendefinisikan referensi arsitektur dan spesifikasi protokol untuk jaringan IMS ini. Jaringan IMS dibangun selain mendukung fitur utamanya, juga dimungkinkan pengembangan aplikasi third party melalui Session Initiation Protocol (SIP). Spesifikasi pada jaringan IMS dalam dunia telekomunikasi secara konseptual ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan user, dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Mengintegrasikan layanan komunikasi multimedia secara real time maupun non real time.
b. Memiliki kemampuan untuk melayani dan berinteraksi dengan layanan dan aplikasi yang beragam.
c. Memiliki kemudahan dalam melakukan setup multilayanan dalam satu session tunggal atau multisession secara bersamaan.
Konsep IMS diperkenalkan dalam dunia telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan pengguna dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Delivery layanan komunikasi multimedia dengan karakteristik real time dan person to person dengan basis IP (seperti voice atau videotelephony), demikian juga halnya dengan komunikasi person-to-machine (seperti layanan gaming).
b. Mengintegrasikan layanan komunikasi multimedia real-time dengan non-real-time (seperti video live streaming dan chatting).
c. Mampu melayani dan berinteraksi dengan layanan dan aplikasi yang beragam (seperti mengkombinasikan presence dan instant messaging).
d. Kemudahan dalam melakukan setup multi layanan dalam satu session tunggal atau multi session secara bersamaan.

d. Arsitektur Jaringan IMS
Arsitektur layanan IMS adalah arsitektur yang mendukung jangkauan yang luas yang dimungkinkan dengan fleksibilitas protokol SIP yang digunakan pada jaringan ini. Arsitektur IMS dapat mendukung multiple application servers menyediakan layanan telepon tradisional PSTN) dan layanan non telephony seperti halnya instant messaging, push to talk, multimedia messaging, video streaming, dan lainnya.
Tiga lapisan dalam arsitektur jaringan IMS , yaitu :
1. Lapisan Transport dan Endpoint
Berfungsi untuk menginisiasi dan mengakhiri pensinyalan SIP untuk membangun session dan menyediakan layanan bearer seperti mengkonversi voice dari format analog atau digital menjadi paket IP menggunakan Realtime Transport Protocol (RTP). Pada layer ini disediakan media gateway untuk mengkonversi VoIP bearer stream menjadi format TDM PSTN. Media server menyediakan beberapa layanan media yang terlibat, termasuk conferencing , speech recognition, dan speech synthesis.
2. Lapisan Session Control
Pada lapisan session control ini terdapat Call Session Control Function (CSCF) yang menyediakan registrasi dari endpoint dan proses routing dari pesan pensinyalan SIP menuju application server yang dituju. Interworking antara CSCF dengan lapisan transport dan endpoint dimaksudkan untuk menjamin QoS semua layanan yang melaluinya. Dalam lapisan ini termasuk juga informasi registrasi end user yang sedang melakukan komunikasi (contohnya IP address), informasi roaming, layanan telephony (contohnya informasi call forwarding), informasi layanan instant messaging, dan pilihan voice mail. Lapisan session control termasuk juga Media Gateway Control Function (MGCF), yang bekerjasama antara SIP signalling dengan signalling yang digunakan oleh media gateway (seperti H.248). MGCF mengatur distribusi dari session melalui multiple media gateways. Sedangkan Media Server Function Control (MSFC) menyediakan fungsi yang sama untuk media server.
3. Layer Application Server
Dalam lapisan ini terdapat application server, yang menyediakan layanan end user logic. Pada arsitektur IMS dan pensinyalan SIP memiliki kemampuan yang cukup fleksibel untuk mendukung berbagai macam variasi dari application servers untuk komunikasi antara layanan telephony dan non telephony. Sebagai contohnya, standar SIP sudah dikembangkan untuk layanan telephony dan layanan IMS.

ims2

« Older posts

© 2024 chandrasl's blog

Theme by Anders NorenUp ↑